Bencana rob yang melanda kota Pekalongan beberapa pecan terakhir kian meluas. Hingga rabu (1/6) kemarin, Walikota Pekalongan Ahmad Arslan Djunaid meninjau sekaligus memberikan bantuan kepada korban terdampak rob yaitu Pasirsari, Bandengan, Kandang Panjang, dan Pabean. Tinjauan tersebut dilakukan untuk setelahnya dilakukan upaya-upaya penangan rob yang terus melanda sisi utara Kota Pekalongan.
Dalam tinjauan tersebut Walikota Pekalongan didampingi Penjabat Sekretaris Daerah (PJ Sekda) Slamet Prihantono, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Suseno, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Wahyudi Ponco Nugroho, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sri Budi Santoso, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Marsudi,Camat dan beberapa kepala Kelurahan.
peninjauan lokasi banjir dimulai sejak pukul 08.00 pagi, tampak seluruh rombongan dengan bersepatu boat menuju ke beberapa titik bencana banjir rob. Setiba di masing-masing lokasi walikota menyerahkan bantuan yang telah disediakan serta menghampiri sebagian warga terdampak. Dengan mendoakan mereka agar bencana rob tersebut bisa teratasi secepatnya. Sebab pihaknya telah mempersiapkan beberapa program untuk menangani bencana yang kian melanda kota Pekalongan.
Adapun bantuan yang disalurkan adalah 1 ton beras dan 100 dus mie instan dari dinsosnakertrans, 200 dus mie instan dari BPBD. Selain bantuan berupa beras dan mie instan, juga akan diberikan bantuan berupa obat-obatan dan puskesmas keliling oleh Dinas Kesehatan guna menangani dan mengantisipasi terjadi beberapa penyakit seperti penyakit kulit, batuk, pilek dan sebagainya.
Terkait penyebab utama banjir rob yang melanda, kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekalongan, Marsudi menjelaskan bahwa kawasan pemukiman lebih rendah dari permukaan laut dan sungai. Sehingga ketika pasang laut naik tinggi yang kemudian masuk ke sungai, akhirnya masuk juga ke pemukiman warga.
“Jadi karena permukaan laut saat ini lebih tinggi dari pemukiman warga, sehingga banyak genangan saat pasang laut naik tinggi seperti sekarang ini,” jelasnya.
Sementara Kepala BPBD Kota Pekalongan, Suseno menjelaskan bahwa terkait penyebab naiknya pasang laut beberapa minggu ini adalah angin timur yang semakin kuat. “Sebagaiaman keterangan yang saya peroleh dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) bahwa minggu-minggu ini merupakan puncaknya,” jelas Suseno.
Walikota Pekalongan Ahmad Alf Arslan Djunaid mengatakan bahwa dalam mengatasi bencana yang melanda tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan telah menyusun beberapa upaya. Baik secara jangak pendek, menengah hingga jangka panjang. Jangka pendeknya meliputi pemberian bantuan darurat berupa logistic dan oerbaikan-perbaikan saluran atau tanggul termasuk pompanisasi.
“Pada 2016 ini rencananya akan kami adakan pompa untuk kelurahan Pabean dan Pasirsari untuk untuk mendorong genangan air rob menuju sungai,” kata walikota yang akrab disapa Alex tersebut.
Alex melanjutkan untuk jangka menengan dari upaya tersebut yaitu akan terus melakukan pompanisasi, perbaikan tanggul-tanggul, saluran air, dan perbaikan jalan-jalan di daerah terdampak. Selain itu untuk upaya jangka panjang, pemkot dengan bekerja sama dengan pemerintah provinsi akan membangun tanggul laut dan tanggul sungai untuk menahan debit air agar tidak masuk ke pemukinan dengan dipadukan dengan pompanisasi.
“Jangka panjangnya ada dua solusi, yang pertama pembuatan cincin berupa tanggul laut dan sungai yang dipadukan dengan pompanisasi dan pembuatan polder, yang kedua meninggikan kawasan. Namun tampaknya peninggikan kawasan pemukiman sangat sulit, sehingga cara pertama saat ini merupakan satu-satunya solusi,” jelasnya.
Sementara itu kepala DPU, Masryudi kembali menjelaskan bahwa dalam upaya pembuatan tanggul-tanggul tersebut secara komprehensif pihaknya mendapati beberapa kendala utama, yaitu banyaknya bangunan rumah yang berdiri di sepanjang sungai. sehingga pihaknya kesulitan untuk membangun tanggul-tanggul tersebut. “Paling banyak adalah di sepanjang sungai loji, baik sisi panjang panjang wetan maupun krapyak lor,” kata Marsudi.
Masrudi melanjutkan bahwa beberapa hari lalu pihak pemkot telah diundang oleh oleh warga Krapyak untukmendiskusikan maslah yang terjadi saat ini, yakni banjir rob. Dan warga pun sepakat bahwa solusi satu-satunya dalam menangani masalah tersebut adalah pembuatan tanggul yang efektif.
“Kemarin kami diundang untuk mendiskusikan itu, dan hasilnya pembuatan tanggul dan polder adalah solusi satu-satunya,” pungkasnya. (Diskominfo/Mfd)